Senin, 27 Mei 2013

ANTI JERAWAT DAUN BINAHONG

daun binahong
Butuh usaha keras dari Atika Murdhani, Arum Hidayanti, Imam Prabowo, Hendri, dan Shitqi Imamah untuk meyakinkan teman-temannya untuk tak ragu mencoba masker gel daun binahong bikinan mereka. Walau belum setenar masker yang dijual di toko-toko, masker antijerawat buatan sekelompok mahasiswa D3 Jurusan Teknik Kimia Undip itu telah melalui bertahap-tahap uji coba.

Meski awalnya sangsi, beberapa orang yang berani mencoba (volunteer) toh akhirnya ketagihan juga dengan khasiatnya. ''Masker daun binahong ini berkhasiat untuk mengencangkan kulit, mencegah penuaan dan jerawat,'' terang Arum, salah seorang anggota tim.


Bermula dari tekad bulat Atika cs berpartisipasi pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), kini proyek penelitian mereka telah sampai pada tahap publikasi. Masker daun binahong kreasi mereka itu juga telah mengantongi sertifikat uji klinis dari Sucofindo dan sekarang mereka sedang menunggu produknya dipatenkan.

Sekitar dua bulan lalu, mereka memutuskan untuk meneliti dedaunan yang bernama latin Anredera Cordifolia Steenis itu. Selain karena belum populer, daun binahong yang tumbuh di lingkungan mereka tinggal justru seringkali tumbuh liar dan dibabat habis.

''Banyak yang nggak tahu manfaatnya. Padahal daun ini sering digunakan sebagai obat herbal. Nah, kami berusaha menemukan inovasi dari daun binahong, yaitu dengan menjadikannya sebagai bahan membuat masker antijerawat,'' jelas Atika.

Meski sempat dipandang remeh oleh beberapa pihak, tapi semangat dan keyakinan berhasil membuktikan bahwa ketekunan mereka berbuah manis. Ya, walau perjuangan belum usai, bolehlah kita angkat topi pada teman-teman peneliti ini.

Pasalnya, membaca setumpuk buku referensi dan berkutat di laboratorium saja belumlah cukup menjadikan produk inovasi boleh dipublikasikan. Tim ini kudu sering-sering berkonsultasi kepada pihak yang berkaitan. ''Selain rajin berdiskusi dengan dosen pembimbing kami juga berkonsultasi dengan BPOM, Sucofindo dan balai industri. Pengalaman berinteraksi dengan mereka memberikan pembelajaran yang nggak ada di kampus,'' cerita mahasiswi semester dua itu.

Tim yang Solid
Kesolidan tim juga menjadi faktor yang memengaruhi kegemilangan proyek ini. Ini karena penelitian yang membutuhkan proses panjang itu mengharuskan masing-masing anggota menyelesaikan tugasnya dengan benar dan tepat waktu.http://www.ghaliafarmindo.com/index.php?route=product/product&product_id=86

''Kalau ada satu saja yang kerjaannya nggak beres, maka kami nggak bisa meneruskan proses selanjutnya. Jadi, masing-masing memang harus sadar bahwa masing-masing orang dalam  tim itu penting,'' cerita Imam.

Nah, selain soal kekompakan, tim ini punya saran buat kamu yang juga punya gairah menjadi peneliti. Menurut mereka, biar proposal penelitian nggak mandek di tengah jalan, kamu kudu memilih teman yang asyik.

''Pilihlah teman kelompok yang pas dengan kita biar bisa saling menyemangati dan mengingatkan. Selain itu, kita harus menuliskan pencapaian-pencapaian secara detail sehingga progresnya terlihat,'' saran Shitqi.

Yup, seenggak-enggaknya dari tim ini, kita bisa belajar betapa mewujudkan produk yang awalnya sekadar proposal itu membutuhkan proses yang panjang dan nggak mudah. Tapi konsistensi dan daya juang yang nggak terpatahkan bakal membawa kita kepada hasil yang optimal. Iya, kan? (62)
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/04/30/223317/Antijerawat-dari-Daun-Binahong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar