Gula merah sebagai bahan pokok industri pangan seperti kecap, pabrik
roti/kue, dodol, getuk, dan produk olahan lannya memiliki perananan
penting sebagai pemanis dan penambah warna tekstur. Warnanya dan tingkat
kemanisan yang khas menjadikan pemanis ini di beberapa olahan tidak
bisa terpisahkan.
Berbagi dari hasil pengalaman dan research kami, beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih gula merah yang baik:
1. Peroses pembuatan
Tentunya dalam membuat gula merah faktor yang harus diperhatikan ialah
higienitas dan sanitasi tempat pembuatan. Sayang nya para pembeli
jarang dapat melihat langsung proses pembuatan karena pembeli dan
penjual terpisah jauh. misal diproduksi di Cilacap pemebelinya berada
di Jakarta (faktor jarak). Pembuatan gula merah umumnya dilakukan oleh
petani yang masih relatif kurang memperhatikan kebersihan. Pada umumnya
dapur keluarga sekaligus menjadi tempat produksi gula merah. Belum lagi
ditambah biasanya dekat sekali dengan jamban pembuangan air besar (wah
kacau). Untuk itu berbagai pihak berupaya menciptakan dapur tersendiri
yang higienis untuk memproduksi gula merah.
2. Penggunaan Natrium Metabisulfit
Natrium metabisulfit pada pembuatan gula merah diberikan pada pongkor
(tempat nira) ketika akan menyadap mayang kelapa. Hal ini bertujuan
untuk mencegah proses fermentasi gula oleh khamir. Padahal dalam ambang
batas tertentu berdasarkan penelitian dapat memacu sel kanker atau
bersifat karsinogenik. Para pengepul menyedikan zat ini di toko mereka
masing-masing dengan alasan penggunaanya yang lebih praktis dibandingkan
dengan antioksidan alami seperti kulit manggis dan daun sirih. Para
petani tradisional dulunya menggunakan tatal nangka, kulit manggis, daun
sirih dll. Akan tetapi karena alasan ketersediannya yang tidak bisa
kontinyu mereka lebih praktis menggunakan zat ini. Berbagai upaya
penyulungan dinas terkait sudah dilakukan agar petani mencoba kembali
alami (back to nature). Untuk membedakan cukup mudah dengan cara mencicipi gula dan rasakan after taste yang
agak kepahit pahitan dan rasanya agak gurih sperti fetsin (MSG). Gula
merah yang baik rasanya manis dan tidak ada pahit setelahnya. Warna
coklat atau hitam cerah tidak pucat.
3. Warna dan tektur
Warna gula merah yang baik adalah coklat atau hitam cerah. Pucat gula
merah bisa disebabkan oleh antioksidan sintetis seperti golongan
natriium. Berbeda ketika petani menggunakan pengawet alami seperti kulit
manggis dan tatal nangka warna yang ditimbulkan cerah dan teksturnya
keras serta tidak mudah lembek.
4. Kemurnian
Para pengumpul yang curang mencapur dan melebur kembali kemudian
mencetaknya setelah ditambahkan barang asing selain gula untuk menambah
bobot gula. Beberapa tahun silam ketika gula pasir hanya Rp2500, dan
harga gula merah 7000,- para pengumpul mengoplosnya dan dijadikan gula
yang keras dan tahan lama. Akan tetapi harga gula merah dan putih saat
ini berbalik gula merah cenderung lebih murah atau sama sehingga praktek
pengoplosan beralih dengan menggunakan bahan lain seperti tepung
singkong, limbah pati singkong, dll. Untuk mendeteksinya ambil satu
butir gula merah masukan dalam segelas air tunggu 1 hari. Ketika
terdapat endapan putih berarti tidak murni atau ada campurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar